Jika kita berbicara mengenai teori konspirasi maka yang sering muncul di benak kita saat ini adalah istilah - istilah :
-Bumi Datar
-Elit Global
-9/11
-dsb.
Ada beberapa teori konspirasi yang cukup terkenal, seperti misalnya pendaratan astronot asal Amerika Serikat, Neil Amstrong di bulan. Menurut teori konspirasi, pendaratan manusia di bulan merupakan hoaks yang sengaja dibuat oleh Amerika Serikat yang saat itu terlibat perang dingin dengan Uni Soviet.
Konon Amerika Serikat sengaja mengarang pendaratan manusia bulan untuk memancing seteru mereka untuk melakukan hal serupa. Sehingga Uni Soviet kemudian akan mengerahkan keuangan dan fokus negaranya untuk projek astronomi yang tentunya akan berdampak pada ekonomi Uni Soviet.
Uni Soviet memang akhirnya bubar, namun, tentunya bukan karna proyek astronomi. Tapi karna beberapa hal seperti jatuhnya harga minyak dunia, konflik antar etnis, dan gerakan nasionalis yang dipicu keruntuhan ekonomi Uni Soviet.
Meskipun Neil Amstrong masuk di buku - buku pelajaran sebagai manusia yang pertama mendarat di bulan. Namun, cukup banyak orang bahkan warga Amerika Serikat sendiri yang menyangsikan kebenaran pendaratan Neil di bulan. Mungkin termasuk anda yang membaca tulisan ini?
Teori konspirasi populer lainnya adalah peristiwa 9/11 yaitu penyerangan dengan cara menabrakkan pesawat ke twin tower WTC yang juga terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001. Peristiwa ini akhirnya memicu Islamophobia secara global karena Al-Qaeda dipercaya sebagai pelaku utama dari serangan yang menyebabkan ribuan orang tewas itu.
Namun, menurut teori konspirasi, 9/11 merupakan inside job artinya serangan ini sengaja dilakukan oleh pihak Amerika Serikat agar punya alasan untuk menyerang Iraq dan melumpuhkan kekuasaa nSaddam Husein yang dituding bekerja sama dengan Al-Qaeda. Tujuannya adalah agar lebih mudah menguasai minyak yang ada di negara tersebut.
Ada banyak lagi teori konspirasi yang bisa dengan mudah ditemukan di internet. Seperti misalnya ISIS yang katanya sengaja dibentuk oleh Amerika Serikat untuk mengganggu negara - negara kaya minyak di Timur Tengah..
Teori konspirasi yang sekarang bergaung di 2020 adalah mengenai virus corona. Amerika Serikat dan China saling tuding bahwa virus corona sengaja dibuat atau disebarkan oleh salah satu dari mereka untuk melumpuhkan ekonomi negara masing - masing.
Ada juga yang mengatakan bahwa virus corona sengaja disebarkan elite global untuk menekan angka populasi atau keuntungan finansial melalui penjualan vaksin.
Lalu bagaimana kita harus bersikap terhadap teori konspirasi?
Dulu saya merupakan orang yang sangat anti dengan teori konspirasi. Saya menganggap bahwa orang- orang yang percaya teori konspirasi adalah orang - orang yang mudah dibodohi.
Namun, seiring berkembangnya pola pikir. Saya mulai bersimpati terhadap orang - orang yang percaya dengan teori konspirasi.
Bagi saya teori konspirasi hanyalah dongeng belaka selama belum bisa dibuktikan secara konkrit. Namun, bukan berarti saya menganggap bahwa semua teori konspirasi adalah kebohongan.
Bagi saya, selain dongeng, teori konspirasi juga merupakan alternative dari kepercayaan saya. Teori konspirasi mengajarkan saya untuk berpikir kritis. Kenapa? Karena bagi saya kebenaran itu mesti didalami lagi.
Jangan mudah percaya akan sesuatu hanya karena semua orang sepakat bahwa itu adalah benar. Coba dalami lagi sebuah informasi sebelum mengambil tindakan.
Kita tidak perlu menjadikan teori konspirasi sebagai patokan dalam mengambil keputusan. Tapi jadikanlah toeri konspirasi sebagai dasar untuk lebih berhati - hati dan lebih kritis terhadap informasi.
Orang yang percaya dengan konspirasi virus corona misalnya. Seharusnya tidak menjadikan orang itu abai dengan protokol kesehatan yang dianjurkan, agar terhindar dari virus tersebut.
Dan bagi orang yang tidak percaya dengan teori konspirasi, janganlah jadikan orang - orang yang percaya teori itu sebagai bahan tertawaan. Lebih baik ajak diskusi terbuka. Diskusi lho ya, bukan debat ngalor ngidul.
Satu hal lagi, mungkin saat ini kita menganggap teori konspirasi hanyalah sebagai kedunguan. Tapi kita tidak pernah tau, bisa saja teori itu pada akhirnya terbukti benar. Mungkin saja kan?
Rizki Muhadi
No comments:
Post a Comment