Friday, August 16, 2019
Catatan Sebuah Paspor (Ke Malaysia aja dulu!)
Kalau ada teman yang ingin traveling ke luar negeri untuk pertama kalinya dan minta rekomendasi ke saya. Maka saya akan bilang "Ke Malaysia aja!"
Inilah kenapa...
Akhir tahun 2014 ketua jurusan memanggil saya ke ruangan beliau. Jurusan kami kebetulan ada kerja sama dengan salah satu universitas negeri top di Malaysia, saya dan teman saya ditawari untuk mencoba kuliah disana dalam program pertukaran.
Sempat ragu akhirnya saya memutuskan untuk ikut program itu. Saya ke Malaysia bulan Februari, dan untuk pertama kalinya akan merayakan ulang tahun di luar negeri tepat di bulan itu. Di umur 19 tahun.
Pengalaman pertama ke luar negeri, bukan untuk travelling tapi untuk tinggal disana. Karna di keluarga saya juga belum ada yang pernah ke luar negeri saya harus putar otak sendiri.
Pertama urusan paspor, saking ngebetnya waktu itu saya sempat bayar calo 1,2 juta (waktu itu saya gak tau biaya paspor berapa) supaya paspor cepat selesai.
Karna saking polosnya, dengan berbekal info Malaysia bebas visa, saya pun berangkat kesana tanpa visa student. Waktu itu saya tidak tau kalau visa itu berbeda2 tergantung tujuannya.
Akhirnya saya pun ditahan di imigrasi. Saya bawa semua dokumen lengkap, tapi kebayang kan kalau kita bilang disana mau kuliah tapi pakai visa turis. Tapi saking polosnya saya pede2 aja kesana sampai ke imigrasi.
Akhirnya setelah debat panjang saya pun diizinkan masuk Malaysia dengan catatan harus segera balik ke Indo untuk urus visa student.
Setelah saya tau biaya paspor itu murah, saya mulai kepikiran. Ini saya bayar hampir 4 kali lipat tapi palingan paspor ini cuma bakal dipake buat ke Malaysia sekali ini doang.
Ternyata Tuhan berkata lain, saya sempat berkunjung ke negara tetangga, Singapura di tahun yang sama. Lalu di 2017 saya dapat kesempatan pertukaran pelajar lagi ke Jepang lalu lagi2 di tahun yang sama saya ke Turki untuk magang sampai akhirnya kerja disana. Di awal tahun 2019 saya ke Philippines untuk business trip dan ditutup dengan ke Serbia di bulan Maret tahun ini.
Saya bahkan nyaris ke Jerman di 2018 kalau aja visa saya gak ditolak, dan nyeseknya dari semua karyawan saya doang yang visa nya ditolak gara2 ada satu dokumen gak ke submit, dan gak ada waktu untuk re-apply, gagal deh ikut pameran di Jerman, tapi ya udahlah. Mungkin lain kali.
Juni 2019 saya memutuskan kembali ke Indonesia dan melanjutkan petualangan di Indonesia. Tidak kerasan di negeri sendiri, saya pun berangkat ke Thailand. Ditawari kerjaan dan minggu depan saya akan ke Laos dan lanjut ke India minggu berikutnya untuk urusan kerja. Tiket udah dibooking, moga2 lancar seperti biasanya.
Tentang India lumayan menarik sih, saya pernah bilang ke teman, kalau di dunia ini ada 200 negara, maka India akan jadi negara ke 200 yang akan saya kunjungi, karna saya gak tertarik kesana. Tapi karna ada urusan ya akhirnya India akan jadi negara ke 9 yang saya kunjungi
Travelling ke beberapa negara, jangan kira saya anak orang kaya. Sebagai gambaran, kalau saya bilang ke ortu mau jalan2 ke Malaysia, paling disuruh coret nama dari KK. Orang tua saya cuma guru dengan peghasilan pas2an dan punya tanggungan lumayan banyak.
Selama ini saya keluar negeri kalau gak beasiswa, ikut program pemerintah, atau dibiayai perusahaan karna saya kebetulan kerjaannya marketing (skala international). Tapi jangan liat enaknya aja. Dibalik ini semua, selain keberuntungan, saya juga berjuang habis2an untuk bisa dapat kesempatan ini. Saya si pemalas yang tidak suka malas2an kalau pengen sesuatu.
Dari beberapa negara yang saya kunjungi, Malaysia adalah yang paling berkesan, paling membuat saya bahagia, padahal negara paling terdekat, waktu saya ke Turki ama Jepang benar2 rasanya flat alias biasa aja. Pengalaman pertama memang selalu berkesan.
So, buat yang pengen ke luar negeri, tapi gak ada duit, jangan khawatir, niatin aja dulu, nanti pasti ada jalan! Trus kalau bingung mau kemana, saran saya "Ke Malaysia aja dulu!"
*Tulisan ini saya tujukan untuk yang belum pernah keluar negeri. Saya dulu juga kepikiran bisa apa enggak suatu saat ke luar negeri, dan ternyata bisa! Pertanyaannya cuma satu, mau usaha gak?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment