Sultan Ahmet, Istanbul |
Adakah yang akan percaya bahwa alasan saya bisa tinggal di luar negeri hanya karena dulu sejak kelas 3 SMP saya memutuskan fokus menekuni bahasa Inggris? Wait-wait... Jadi kalau mau tinggal di luar negeri hanya perlu belajar bahasa Inggris?
Teori Pareto juga dikenal sebagai aturan 80-20, menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Prinsip ini diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran, yang menamakannya berdasarkan ekonom Italia: Vilfredo Pareto yang pada 1906 mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia dimiliki oleh 20% dari jumlah populasi.
Saya akan coba jelaskan secara sederhana hubungan antara saya tinggal di luar negeri dan belajar bahasa Inggris agar lebih mudah memahami teori Pareto.
Contohnya begini, ada 5 aktivitas yang saya lakukan untuk menghabiskan waktu ketika masa remaja:
1. Sekolah = 20 %
2. Bermain = 20 %
3. Sosialisasi / bergaul = 20%
4. Mengejar sang pujaan hati = 20%
5. Menekuni bahasa Inggris = 20%
Jadi saya menghabiskan 20% masa remaja saya untuk melatih kemampuan bahasa Inggris.
20% inilah yang memberikan dampak sekitar 80% dari keberhasilan saya mengejar keinginan untuk tinggal diluar negeri.
Hitungan kasarnya begini, penyebab saya tinggal di luar negeri:
1. Bisa bahasa Inggris karena dulu menekuni bahasa Inggris = 80%
2. Lulus Kuliah = 10%
3. Aktif selama sekolah/kuliah = 10%
Saya tinggal di Istanbul karena dulu magang disini dan lanjut kerja di perusahaan yang sama.
Kenapa lulus kuliah dan aktif selama sekolah/kuliah jika ditotal poinnya hanya 20%? Alasannya sederhana. Karena kalau saya hanya lulus kuliah dan aktif selama kuliah maka kemungkinan saya diterima sama perusahaan tempat saya bekerja sekarang hanya 20% alias hampir tidak mungkin.
Lalu kenapa saya bisa bahasa inggris? Sederhana, karena sejak SMP kira2 umur 14 tahun sampai saya tinggal di luar negeri kira2 umur 21 tahun yang mana itu sekitar 7 tahun, saya mati-matian belajar bahasa Inggris, otodidak! (ditambah belajar dikelas).
Saya teringat kata-kata Steve Jobs, kita tidak bisa menghubungkan titik kedepan (kita tidak bisa mengatur masa depan kita) tapi kita bisa menghubungkan titik kebelakang (melihat masa lalu untuk mempelajari lagi penyebab kita berada di posisi saat ini).
Jika dulu saya memutuskan untuk malas-malasan atau berhenti menekuni bahasa Inggris, mungkin ketika saya kuliah, saya tidak akan memilih kuliah jurusan manajemen dengan pengantar bahasa Inggris, saya juga tidak mungkin dapat kesempatan kuliah satu semester ke Universiti Kebangsaan Malaysia karena jurusan saya waktu itu menunjuk utusan dari kelas berbahasa Inggris.
Alasan utama perusahaan menerima saya adalah karena mereka butuh orang Indonesia yang bisa bahasa Indonesia dan pernah tinggal di Malaysia atau sebaliknya karena target pasar perusahaan saya adalah kedua negara itu.
Saya ingin menyampaikan bahwa apapun hal positif yang kamu lakukan sekarang, jika kamu tidak merasakan manfaatnya dalam waktu dekat, jangan berhenti, karena bisa saja hal yang kelihatan sia-sia itulah yang akan membawamu pada keberhasilan mendapatkan apa yang kamu inginkan.
No comments:
Post a Comment