Tak terasa kita sudah sampai di
penghunjung tahun. Saya menjuluki tahun 2017 sebagai tahun ‘The Flash’. Julukan
ini dikarenakan bagi saya 2017 sangat cepat berlalu.
Ada tiga event penting bagi saya
yang terjadi di 2017.
Yang Pertama, (Menginjak tanah si mantan penjajah)
Januari-April
Di tahun ini saya pertama kali
menginjakkan kaki di negara yang sangat saya kagumi yaitu Jepang. Namun yang
akan saya ceritakan bukan soal keseruan selama berada di Jepang. Tapi makna
dalam perjalanan meraih mimpi. Kembali ke tahun-tahun sebelumnya ketika saya
masih begitu polos. Saya menulis mimpi-mimpi itu diatas kertas. Apakah saya
percaya bahwa mimpi itu akan terwujud? Tidak. Tapi saya tetap menulis mimpi,
toh tidak akan ada yang terluka jika saya menulis. Tapi hal itu terwujud.
Kenapa? Bukan karena saya orang hebat ataupun spesial, tapi dorongan mimpi itu
begitu kuat memaksa saya mencari jalan.
“Tidak ada mimpi yang mustahil, jika itu realistis.. mungkin akan
sulit, tapi itu mungkin terjadi”
Yang Kedua, (Keluar dari sarang buaya)
Mei-Agustus
Di tahun ini pula saya resmi menjadi
sarjana ekonomi. Hal yang paling membuat saya terharu adalah ketika ayah saya
diminta fakultas untuk menjadi perwakilan orang tua mahasiswa memberikan kata
sambutan. Bagi sebagian orang mungkin ini hanya hal sepele, tapi bagi saya ini
adalah cara saya memuliakan orang tua saya. Sebagai anak, saya sadar bahwa saya
masih sangat jauh dari kata sempurna. Tapi wisuda dengan hasil yang memuaskan,
adalah cara saya membayar hutang saya kepada orang tua yang sudah susah payah
menyekolahkan saya. Semoga saya bisa membalas jasa orang tua, walaupun saya tau
itu tidak mungkin karna jasa orang tua terlalu besar dalam hidup kita.
“Wisuda bukan hanya soal mendapat
ijazah, tapi salah satu cara menghargai perjuangan orang tua”
Yang Ketiga, (Tersesat di Konstantinopel)
September-Desember
Apakah ini momen terbaik? Apakah
ini yang paling membuat saya bahagia? Tidak. Turki adalah negara yang indah
dengan penduduknya yang rupawan dan ramah. Tidak ada kesan negatif terhadap
negara dengan lambang bulan sabit dan bintang ini. Saya sudah menyusun rencana
yang begitu matang sebelumnya, tapi mungkin Tuhan punya rencana lain. DikirimNya
saya ke bekas ibukota kekaisaran romawi timur. Satu-satunya hal yang saya
pikirkan adalah belajar sebanyak mungkin disini.
“Roda nasib kadang tidak jelas
arah putarnya kemana, tapi jadilah yang terbaik.. mungkin suatu saat kita bisa
mengatur arahnya”
Kesimpulan :
2017 adalah tahun yang cukup
ramah, tapi dibalik setiap keramahan itu sebenarnya tersirat perjuangan yang
cukup sulit. Saya harap 2018 menjadi tahun yang lebih baik lagi. Saya tidak
berharap bahwa 2018 akan outstanding, tapi
yang pasti saya ingin menjadi lebih baik dari tahun 2017.
Bukan seberapa besar perubahan yang kau dapat, tapi seberapa konsisten,
walau itu hanya perubahan-perubahan kecil.
Ditunggu kelanjutannya di 29 Desember 2018 gan
ReplyDeletesiap mas bro, ditunggu juga ceritamu
Deletejosss bana perjalannyo ma ki
ReplyDeletehahaha, joss bana em?
DeleteInspiring Bg Kimuu 👏 sukses bg! 💪
ReplyDeletethank you dek, kamu juga ya!
Delete