Friday, December 29, 2017

Catatan Akhir Tahun 2017 (Tersesat di Konstantinopel)

Tak terasa kita sudah sampai di penghunjung tahun. Saya menjuluki tahun 2017 sebagai tahun ‘The Flash’. Julukan ini dikarenakan bagi saya 2017 sangat cepat berlalu.
Ada tiga event penting bagi saya yang terjadi di 2017.

Yang Pertama, (Menginjak tanah si mantan penjajah)
Januari-April

Di tahun ini saya pertama kali menginjakkan kaki di negara yang sangat saya kagumi yaitu Jepang. Namun yang akan saya ceritakan bukan soal keseruan selama berada di Jepang. Tapi makna dalam perjalanan meraih mimpi. Kembali ke tahun-tahun sebelumnya ketika saya masih begitu polos. Saya menulis mimpi-mimpi itu diatas kertas. Apakah saya percaya bahwa mimpi itu akan terwujud? Tidak. Tapi saya tetap menulis mimpi, toh tidak akan ada yang terluka jika saya menulis. Tapi hal itu terwujud. Kenapa? Bukan karena saya orang hebat ataupun spesial, tapi dorongan mimpi itu begitu kuat memaksa saya mencari jalan.

“Tidak ada mimpi yang mustahil, jika itu realistis.. mungkin akan sulit, tapi itu mungkin terjadi”

Yang Kedua, (Keluar dari sarang buaya)
Mei-Agustus

Di tahun ini pula saya resmi menjadi sarjana ekonomi. Hal yang paling membuat saya terharu adalah ketika ayah saya diminta fakultas untuk menjadi perwakilan orang tua mahasiswa memberikan kata sambutan. Bagi sebagian orang mungkin ini hanya hal sepele, tapi bagi saya ini adalah cara saya memuliakan orang tua saya. Sebagai anak, saya sadar bahwa saya masih sangat jauh dari kata sempurna. Tapi wisuda dengan hasil yang memuaskan, adalah cara saya membayar hutang saya kepada orang tua yang sudah susah payah menyekolahkan saya. Semoga saya bisa membalas jasa orang tua, walaupun saya tau itu tidak mungkin karna jasa orang tua terlalu besar dalam hidup kita.

“Wisuda bukan hanya soal mendapat ijazah, tapi salah satu cara menghargai perjuangan orang tua”

Yang Ketiga, (Tersesat di Konstantinopel)
September-Desember

Apakah ini momen terbaik? Apakah ini yang paling membuat saya bahagia? Tidak. Turki adalah negara yang indah dengan penduduknya yang rupawan dan ramah. Tidak ada kesan negatif terhadap negara dengan lambang bulan sabit dan bintang ini. Saya sudah menyusun rencana yang begitu matang sebelumnya, tapi mungkin Tuhan punya rencana lain. DikirimNya saya ke bekas ibukota kekaisaran romawi timur. Satu-satunya hal yang saya pikirkan adalah belajar sebanyak mungkin disini.

“Roda nasib kadang tidak jelas arah putarnya kemana, tapi jadilah yang terbaik.. mungkin suatu saat kita bisa mengatur arahnya”

Kesimpulan :
2017 adalah tahun yang cukup ramah, tapi dibalik setiap keramahan itu sebenarnya tersirat perjuangan yang cukup sulit. Saya harap 2018 menjadi tahun yang lebih baik lagi. Saya tidak berharap bahwa 2018 akan outstanding, tapi yang pasti saya ingin menjadi lebih baik dari tahun 2017.


Bukan seberapa besar perubahan yang kau dapat, tapi seberapa konsisten, walau itu hanya perubahan-perubahan kecil.

6 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...