Udah lama ya gue gak update. Tapi gue seneng karna tiap hari ada terus yang view blog gue. Hehehe
Udah sekitar dua bulan gue gak update. Si Nabilah JKT48 nanyain terus "Bang, kapan update nih? i love u". **Biarkan jomblo berimajinasi**
Postingan kemaren gue tentang jomblo ya? Apakah ada disini yang gara2 baca tulisan gue tentang jomblo kemaren didatangi seseorang dan ditembak kayak gini? "Maukah kamu menjadi tukang lap galon dispenser ku? Gak ada ya? Kasian deh lo!
Tahun 2014 ini ada sesuatu yang booming dan menarik perhatian gue. Yaitu cabe-cabean. Sebenarnya yang membuat gue tertarik adalah alasan dibalik pemberian istilah cabe-cabean itu sendiri. Kenapa bukan Bawang Putih-Bawang Putihan atau paling nggak tomat-tomatan. Istilah cabe-cabean menurut gue hanya akan menimbulkan reaksi keras dari ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya harga cabe.
Oke, sekarang mari kita analisa apakah pemberian istilah cabe-cabean itu sudah tepat.
Yang pertama!
Cabe-cabean itu diidentikkan dengan dengan cewek liar. Seperti ini misalnya
Kita bisa saksikan dengan jelas bahwa cewek liar itu hidupnya di hutan. Jadi akan lebih tepat jika istilah cabe-cabean itu diganti menjadi Tarzan Wati.
Yang kedua!
Kita melihat dari warna cabe itu sendiri. Warna cabe yang paling umum kita jumpai di ensiklopedia adalah merah
Di gambar terlihat seorang wanita yang mengenakan hijab berwarna merah. Lalu, apakah wanita seperti gambar diatas layak disebut cabe-cabean? Ya! Bisa saja, kenapa tidak? Albert Einsten menyebutnya cabe muslimah.
Nah, dari analisa diatas kita bisa menyimpulkan bahwa istilah cabe-cabean itu sangat keliru dan menyimpang dari suku cadang kendaraan bermotor.
Untuk itu pemerintah perlu mengkaji ulang pemberian istilah cabe-cabean. Jangan sampai nantinya akan berpengaruh pada perekonomian. Menurut gue penyebab naiknya harga BBM juga gara2 cabe-cabean. Gak percaya? Ini buktinya.
Cewek diatas. Kita sebut saja namanya Bunga Bangkai (nama samaran). Dahulu kala ia adalah seorang cewek yang berasal dari desa SukaKamuTapiKamunyaGakSukaAku. Dia kemudian pergi merantau ke ibukota demi mencari sesuap nasi yang telah menjadi bubur. Tapi dikarenakan tukang bubur di sinetron Tukang Bubur naik haji telah wafat ia pun menjadi putus asa karna tidak juga menemukan nasi yang telah menjadi bubur. Ia pun tunggang langgang hidup sebatang kara di hotel mewah bintang enam (karna bintang lima sudah terlalu mainstream). Ia hanya punya uang 1 milyar di dompetnya.
Karena dorongan ekonomi itulah ia memutuskan untuk bekerja di SPBU. Singkat cerita SPBU pun menjadi semakin ramai. Ini gue rangkum beberapa testimoni dari beberapa orang yang pernah ngisi bensin di SPBU itu
"Dulu saya suka ngisi bensin yang di pinggir jalan, gak perlu antri. Semenjak ada cewek itu saya ngisi bensinnya di tengah jalan"
-Budi, 26 tahun, pedagang asongan-
Ada lagi nih.
"Biasanya sih saya ngisi cuma 10 ribu. Tapi semenjak ada dia saya jadi ngisi seratus ribu. Tapi tengki bensin saya cuma muat 3 liter jadi saya minum aja bensinnya daripada mubazir. Lumayan biar cepet ketemu ama Tuhan."
-Ronny, 35 tahun, pasien rumah sakit jiwa-
Singkat cerita, sesuai teori inflasi. Tingginya permintaan akan mengakibatkan harga suatu barang meningkat. (gak sia-sia gue kuliah di fakultas ekonomi) dan kemudian pemerintah pun memutuskan untuk menaikkan harga bensin premium dikarenakan tingginya permintaan bensin karna SPBU mulai rajin mempekerjakan cabe-cabean.
*Cerita diaatas hanya fiktif belaka. Kalau ada kesamaan nama tokoh, dan lain-lain itu tidak disengaja. Jadi jangan geer deh lo. Sekian! Terima kasih.
Obat Hipertiroid Ibu Hamil
ReplyDeleteObat Infeksi Rahim Pasca Kuret
Obat Pneumonia Ibu Hamil
Obat Tumit Kaki Pecah Pecah
Obat Benjolan Di Ketiak Kiri
Obat Lidah Bengkak
Obat Tradisional Diabetes
Obat Pembersih Paru Paru Kotor
Obat Infeksi Paru Paru
Obat Kanker Usus Buntu