Tuhan menciptakan Adam dan kemudian
ciptakan Hawa sebagai pasangannya. Kita memang dilahirkan berpasang-pasangan.
Tuhan ciptakan kita dengan naluri mencari pasangan.
Laki-laki dan perempuan pun berbeda.
Fakta di lapangan kita lihat rata-rata yang mengungkapkan perasaan itu adalah
laki-laki, bukan wanita. Wanita biasanya hanya menunggu laki-laki datang
kepadanya. Tapi banyak juga laki-laki yang tidak berani mengungkapkan
perasaannya karena berbagai alasan. Mungkin minder, takut ditolak, merasa
rendah diri dan sebagainya. Begitu bodohnya laki-laki seperti itu.
Jaka dan Roni adalah dua laki-laki
yang berbeda. Jaka terlahir dari keluarga kaya dan punya wajah yang tampan.
Sedangkan Roni adalah anak yang terlahir dari keluarga miskin dia juga tidak
tampan tapi punya otak yang cerdas.
Ceritanya Roni menyukai Rani. Gadis
yang sangat cantik. Sedangkan Jaka menyukai Vina. Seorang gadis yang biasa saja
tapi punya senyum yang manis.
Tapi sayangnya Rani tidak tertarik
pada Roni. Rani menyukai Jaka yang tampan dan lahir dari keluarga kaya.
mengetahui hal itu Roni langsung patah hati. Dia merasa rendah diri dan
menanggap dia tidak pantas untuk Rani yang sangat cantik. Sedang dia? Wajah
biasa saja dan lahir dari keluarga miskin pula. Dia menghakimi dirinya sendiri.
Larut dalam kesedihan Roni sadar akan
potensi kecerdasannya. Ia pun belajar mati-matian sambil tidak percaya lagi
pada cinta. dia Roni menganggap cinta hanya memandang fisik dan harta saja. Dia
begitu cepat menghakimi dunia ini.
Akhirnya beberapa tahun kemudian Roni
terbang ke Harvard untuk kuliah S2 dengan beasiswa dari pemerintah. Ia langsung
ditarik oleh perusahaan besar di Amerika dan diberi gaji yang sangat fantastis.
Rindu dengan kampung halaman ia pun
kembali ke Indonesia. Setibanya di rumah ia menerima surat undangan pernikahan
dari teman lamanya. Akhirnya Roni tahu bahwa Jaka dan Rani akan menikah.
Hatinya pun teriris. Rani adalah cinta lama yang masih tidak bisa ia lupakan
meskipun sudah bertemu dengan gadis dari berbagai belahan dunia.
Roni pun menulis surat pada Rani
untuk mengungkapkan perasaannya yang selama ini terpendam
Dear Rani,
Aku baru saja menerima
undangan pernikahan darimu dengan Jaka. Maaf aku tidak bisa datang ke
pernikahan kalian karena sejujurnya aku sangat terluka. Aku sudah menyukaimu
sejak lama. Sejak kita sekelas dulu di SMA dan sampai saat ini perasaan itu
masih terjaga.
Aku tidak bisa berkata
apa-apa lagi. Aku hanya mendoakan semoga kamu bahagia dengan Jaka
Roni
Rani
menerima surat itu tanpa sepengetahuan Jaka. Rani terkejut. Dia pun menulis
surat balasan untuk Roni
Dear Roni,
Aku sangat terkejut
menerima surat darimu. Tahukah kamu Roni, bahwa sebenarnya aku juga menyukaimu.
Hanya saja karena aku ini wanita aku merasa malu untuk mengungkapkan perasaanku
ini padamu.
Saat kamu mengajari aku
satu soal matematika aku merasa bahwa kamu laki-laki yang cerdas. Ingatkah kamu
bahwa bahkan bu Guru juga tidak bisa menyelesaikan soal itu. Sejak saat itulah
aku mengagumi.
Sejujurnya aku juga
sangat sedih karna berpikir bahwa kamu tidak tertarik padaku. Sampai saat aku
menerima surat ini aku juga sedikit kecewa. Harusnya kuungkapkan saja
perasaanku padamu.
Tapi maaf aku akan
segera menikah dengan Jaka. Aku berharap kita berdua melupakan perasaan kita
masing-masing. Aku juga mendoakan supaya kamu mendapat jodoh yang terbaik
Rani
Ironis
bukan? Dua orang yang sebenarnya saling menyukai pada akhirnya tidak bisa
bersama. Roni merasa rendah diri. Rani merasa gengsi. Mungkin mereka berdua
menyesali hal itu.
Untuk orang
yang seperti Roni. Bahkan jika kamu tidak cerdas sekali pun jangan mengatakan
bahwa kamu tidak layak untuk seseorang. Kenapa? Kita ini hanya manusia. Kita
sama. Kita butuh makan, tempat berlindung dan sebagainya. Lalu kenapa kita suka
menghakimi diri sendiri.
Saat ini
kita ada di keluarga miskin. Apakah kita tidak layak untuk seseorang? Tahun ini
kita miskin. Tapi beberapa tahun kemudian? Siapa tahu?
Saat ini
kita tidak tampan. Tapi apakah fisik kita akan bertahan sampai mati? Apakah
fisik mampu mengalahkan cinta sejati? Jika seorang wanita hanya menilai seorang
laki-laki dari fisiknya saja maka bersiaplah untuk ditinggalkan saat si
laki-laki menemukan wanita yang lebih cantik darinya. Jika seorang wanita hanya
menginginkan laki-laki yang kaya saja bersiaplah untuk menerima kemungkinan
untuk diduakan dengan wanita lain. Wanita seperti itu secantik apapun rupanya,
secerdas apapun dia. Dia tidak pantas untukmu! Yang pantas untukmu hanyalah
wanita yang memandang laki-laki dari cinta yang tulus.
Untuk wanita
yang seperti Rani. Pernahkah kamu berpikir untuk mengungkapkan perasaan pada
laki-laki yang kamu sukai? Jika tidak, selamat! Kamu termasuk diantara beberapa
wanita yang bodoh.
Apakah
mengutarakan perasaan akan membunuhmu? Kamu masih bisa hidup jika ditolak
sekalipun.
Kamu malu?
Bagaimana kalau seperti kisah Roni dan Rani? Apakah kamu tidak akan menyesal.
Apakah harga dirimu lebih penting dari perasaanmu? Apakah mengungkapkan
perasaan akan melukai harga dirimu?
Atau apakah
kamu juga termasuk dari segelintir orang yang merasa rendah diri. Jangan bodoh!
Kenapa harus merasa rendah???
Lihat Lionel
Messi. Dia anak yang terlahir dengan fisik yang tidak sempurna. Tapi berkat
kecanggihan dunia medis ia dapat disembuhkan. Tapi sayangnya dia tidak tumbuh terlalu
besar.
Saat itu
dunia sudah mengenal David Beckham atau mungkin Cristiano Ronaldo. Secara fisik
Ronaldo jauh lebih besar dari Lionel Messi. Jika saat itu Messi berpikir bahwa
ia tidak akan bisa menjadi pemain sepakbola sebaik Cristiano yang punya fisik
lebih besar dan sudah dipuja-puja darinya tentu kita tidak kan melihat aksinya
saat ini.
Pada
akhirnya? Lionel Messi menang sebagai pemain terbaik dunia sebanyak empat kali
berturut-turut sedangkan Cristiano Ronaldo baru dua kali saat tulisan ini saya
tulis.
Jangan
merasa rendah diri! Semua orang punya potensi. Tidak ada yang tidak pantas
untuk siapa. Semua pantas jika memiliki keyakinan dan mau menjadi orang yang
baik!
No comments:
Post a Comment