Saat melanjutkan menulis sebuah buku
tentang motivasi tiba-tiba kehilangan inspirasi. Akhirnya aku memutuskan untuk
menulis tulisan ini dengan harapan bisa memancing inspirasi untuk menulis
chapter ke delapan.
Menulis memang menyenangkan. Pada
sebuah kertas kita bisa bercerita banyak hal. Kertas tidak pernah akan pernah
bosan sepanjang apapun kita bercerita. Mereka setia, meskipun diam, tapi dapat
merasakan setiap getaran emosi kita ketika menulis diatasnya.
Kembali sekitar satu tahun yang lalu.
Disaat momen terpahit yang pernah aku rasakan.
“Aku nggak mau kenal kamu lagi”.
Kata-kata yang simpel tapi sangat menyakitkan. Biasa kalau dikatakan orang yang
tidak begitu kita pedulikan. Tapi bagaimana kalau dikatakan oleh orang yang
sangat kita cintai dan satu-satunya di hati kita.
Lebih dua minggu aku tidak nafsu
makan. Dan serius aku benar-benar tidak makan selama tiga hari. Kehilangan
semangat dalam hidup. Setiap pagi bangun pukul 5 subuh. Lari sekencangnya dan
kaki sama sekali tidak merasa penat. Berharap bisa melupakan rasa sakit yang
teramat dalam itu.
Aku sangat berharap bisa lulus kuliah
di Bandung. Dengan jauh dari kamu berharap bisa melupakan semua itu dan memulai
hidup baru dengan semangat baru.
Tapi takdir berkata lain. Tidak lulus
SNMPTN, harus bertarung di SBMPTN dan waktu yang tersisa hanya satu bulan lagi.
Tidak realistis rasanya mengambil pilihan terlalu tinggi walaupun dalam hati
ingin sekali terbang jauh ke Jawa sana. Tapi mungkin ini yang diinginkan Tuhan.
Apapun yang diberi-Nya wajib untuk disyukuri.
Sudah setahun lebih aku mencoba
melupakan semua perasaan itu. Sudah banyak wanita yang terlihat oleh mata tapi
belum bisa menyentuh hati. Kamu adalah satu-satunya yang membuatku tidak ada
nyali. Membuat mulut ini bungkam dan tidak bisa berkata apa-apa.
Ingin rasanya tidak lagi kesepian dan
diberi semangat oleh orang yang kita sayangi. Tapi sayangnya perasaan itu masih
terpatri dan sekeras apapun mencoba melupakannya semakin kuat pula rasa itu.
Melihat kamu disia-siakan oleh orang
lain ingin aku protes. Ini sungguh tidak adil. Kenapa dia bisa sebodoh itu.
Tapi apa yang bisa aku buat. Kamu pun juga masih menyayanginya kan? Silahkan
saja, tapi jujur sangat menyakitkan. Lagipula aku sedang mencoba melupakanmu. Ironis.
Kebanyakan laki-laki memang seperti itu. Jika dia sudah mendapatkanmu dia akan
seenaknya. Mencampakkanmu begitu saja. Seolah-olah kamu tidak ada harganya.
Semoga aku bukan seperti itu.
Jika ditanya aku sebenarnya masih
sangat ingin bersama kamu. Tapi aku bukan pecundang yang suka memaksakan
kehendak. Kalau tidak suka ya mau bagaimana lagi. Aku juga punya harga diri.
Hidupku pun juga akan jalan terus.
Suatu saat nanti aku juga pasti akan bersama dengan orang lain karna aku bukan
protozoa yang berkembang biak dengan membelah diri. Dengan siapapun itu. Tapi
ingin sekali rasanya bisa bersamamu. Kalau saja bisa.
Aku juga tidak tahu reaksimu ketika
membaca ini. Mungkin kamu akan tertawa. Memperlihatkan tulisan ini pada
teman-temanmu dan menunjukkan betapa bodohnya aku dan menertawakanku. Tapi
tidak masalah. Silahkan saja tertawa sepuasnya. Karna mungkin tidak akan ada
lagi orang yang menulis ini untukmu. Mungkin mereka akan dengan mudahnya
mendapatkanmu.
Tapi yakinlah. Orang yang mencintaimu
bukan orang yang membuatmu menangis tapi adalah orang yang menangis karenamu.
Sama sekali tidak ada penyesalan
untuk menulis ini. Setelah membaca ini tolong jangan bodoh lagi. Pilihlah orang
yang benar-benar tulus padamu. Lihatlah mata mereka kamu pasti bisa membacanya.
Jika kamu bahagia nanti aku juga bisa
melihatnya dari kejauhan. Semoga saja nanti juga ada yang menginginkanku. Aku
belajar mati-matian dan mencoba untuk aktif di organisasi untuk masa depanku.
Aku sudah berubah dan bukan aku yang dulu lagi. Aku sudah koreksi diri karna
tahu di kehidupan nyata yang akan aku hadapi, sikap dan tingkah laku aku selama
ini tidak akan diterima. Aku adalah aku yang baru.
Jika dibandingkan dengan orang yang
datang padamu aku ini bukan apa-apa. Aku cuma pemimpi yang sedang berjuang
meraih mimpinya. Dan kalau saja kamu tau kalau kamu lah mimpi terbesarku. Aku
tau kamu tidak peduli. Aku juga ingin tidak peduli.
Semoga bahagia dengan hidupmu dan
jika kita tidak bersama karena kamu tidak pernah menginginkanku biarkan
perasaan ini jadi cerita diatas kertas saja. Dan mungkin aku lah satu-satu nya a boy who loves you from the bottom of heart
J
No comments:
Post a Comment